Lulusan Gelar Apapun Kini Berpeluang Kerja di Perusahaan Besar
"Tapi PwC benar-benar mendukung dan mengatakan, segala jenis keterampilan teknis yang saya butuhkan untuk pekerjaan tertentu, mereka akan melatih saya," sambungnya.
Vanessa diberitahu bahwa PwC menyukai kepercayaan dirinya, energinya, "dan betapa saya senang berbicara dengan orang dan mengenal mereka, yang merupakan keterampilan yang benar-benar penting bagi seorang konsultan". Dan ada kemauan untuk belajar.
"Proyek terbaru -yang merupakan favorit saya sejauh ini -adalah sebuah bank start-up. Mereka tak yakin bagaimana memanfaatkan teknologi terbaru untuk membuat bank mereka benar-benar inovatif bagi nasabah. Jadi kami bergabung dan membantu mereka melihat sistem yang berbeda mereka yang akan mereka butuhkan, dan itu benar-benar menarik," jelas Vanessa.
Sebagai putri dari pengungsi Vietnam asal China, ia mengatakan, timnya tak memiliki budaya dominan: "Kami punya semuanya sedikit-sedikit." Dan pelatihnya, yang adalah seorang manajer senior, adalah seorang perempuan asal China.
Di dalam organisasi ini secara keseluruhan, kondisinya kurang beragam. Dua pertiga dari staf berkebangsaan Anglo-Australia, yang mencerminkan masyarakat lebih luas. Tapi PwC memperkenalkan beberapa langkah-langkah berani untuk membangun percampuran akademik, budaya, gender dan bahkan karakteristik kepribadian.
Dokumen CV baru saja dihapuskan bagi para pelamar pascasarjana. Sue Horlin mengatakan, ia tak ingin tahu sekolah atau universitas apa yang diambil pelamar. "Orang-orang yang beruntung lebih mungkin untuk mendapat dukungan dalam membuat CV, yang akan terlihat tepat untuk sebuah organisasi layanan profesional yang besar," sebutnya.
PwC justru memiliki tes daring, yang meliputi penilaian atribut tertentu: kepemimpinan, hubungan, ketajaman bisnis, ketajaman global dan kemampuan teknis. Perusahaan ini bahkan tak bertanya tentang nilai kuliah.