Lutfi Bansir, 'Lahirkan' 170 Jenis Nangka dan 40 Macam Durian
”Nah, ini yang cocok. Tidak gampang pecah,” tuturnya.
Hanya, untuk itu, dia butuh biaya agak banyak. Dibantu Pemkab Bulungan, dia memesan fiber yang dia inginkan itu dari Tiongkok.
”Jadi, saya pesan langsung dari seorang teman di sana seharga Rp 57 juta,” kata dekan Fakultas Pertanian Universitas Kalimantan Utara (Kaltara) itu.
Hasilnya, kini di kebunnya tumbuh pohon semangka berbentuk kotak hingga berbentuk lambang cinta (love). Semangka jenis yang satu itu cocok untuk perayaan Valentine’sDay. Waktu itu, di antara 50 semangka cetak, yang betul-betul sempurna hanya 10 jenis, baik dari sisi bentuk simetrisnya maupun kepadatan isinya. Dia yakin semangka itu mampu menyaingi semangka kotak asal Jepang.
Masalahnya menyangkut harga jual. Dengan waktu tanam hingga panen kurang lebih 60 hari, apakah harganya cukup ekonomis di Indonesia? Sebab, di Jepang, orang mau membeli semangka dengan harga sekitar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta per buah.
”Di sini, kita mau jual berapa,” tambahnya.
Sampai sekarang Lutfi masih giat membimbing mahasiswanya di Universitas Kaltara untuk meneliti buah-buahan secara gratis. Gaji dari jabatan dekanlah yang dia relakan.
”Saya cuma butuh untuk memuaskan batin dan rasa penasaran saya. Cukup ke mana-mana naik motor,” tutur salah seorang kepala bidang di Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan itu, lantas tertawa. (*/c5/c10/ari)