M Qodari: Elektabilitas Ganjar Pranowo Bisa Turun Dua Digit, Begini Alasannya
“Pertama, Koalisi Kabinet, kemudian Koalisi Perubahan dan yang ketiga koalisi atau poros PDI Perjuangan. Nah, calon presidennya ya per hari ini dari koalisi besar (KIB dan KKIR) adalah Prabowo. Kemudian dari Koalisi Perubahan itu Anies, dan dari PDI Perjuangan adalah Ganjar atau Puan Maharani,” ucap Qodari.
Pada level kedua, Qodari menerangkan dampak yang paling signifikan dari pembatalan Piala Dunia U-20, yaitu terhadap elektabilitas capres dan parpol.
Qodari berpendapat Ganjar Pranowo sebagai capres sekaligus Gubernur Jawa Tengah mendapatkan respons negatif dari masyarakat karena dianggap sebagai biang keladi batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia.
"Mengenai dampak terhadap suara bagi capres dan partai politik, saya kira yang paling menonjol kelihatannya adalah kepada capres khususnya kepada Ganjar Pranowo, karena Ganjar adalah tokoh yang sangat populer. Dalam konteks pembatalan (Piala Dunia U-20) ini yang paling nyata perannya dalam pembatalan tersebut," ucap Qodari.
Qodari menilai kekecewaan masyarakat khususnya para pecinta sepak bola tanah air ditumpahkan terhadap Ganjar. Warganet atau netizen ramai-ramai merujak Ganjar di media sosial miliknya.
“Pembatalan kan dilihat sebagai dampak dari penolakan Ganjar Pranowo sebagai salah satu provinsi tuan rumah dari diselenggarakannya Piala Dunia U-20 dan kita lihat memang arah serangan atau arah kemarahan dari penggemar sepak bola dan khususnya netizen itu kepada Ganjar Pranowo,” ucapnya.
Akibatnya, potensi elektabilitas Ganjar Pranowo menurut Qodari tergerus antara 5 persen-10 persen. Pasalnya, penggemar sepak bola Indonesia bisa mencapai 60 persen hingga 70 persen dari total penduduk Indonesia.
“Saya kira ini bisa sangat serius elektabilitasnya bisa turun mungkin 5 persen sampai 10 persen barangkali karena penggemar sepak bola itu basisnya sangat-sangat luas di Indonesia. Saya kira bisa sampai 60-70 persen penduduk Indonesia itu gemar dengan sepak bola,” urai Qodari.