Mahasiswa Asal Indonesia Kemungkinan Tidak Bisa Kembali ke Australia Tahun Ini
Mahasiswa internasional yang belum diizinkan kembali ke Australia karena perbatasan yang ditutup di tengah pandemi COVID-19 menyatakan rasa frustasi dan kegelisahan mereka, setelah mendengar pernyataan Menteri Utama (Premier) Victoria, Daniel Andrews Senin lalu (18/1).
- Lebih dari 140.000 mahasiswa internasional perguruan tinggi Australia tidak dapat kembali ke Australia
- Petisi untuk mengembalikan mahasiswa internasional telah ditandatangani oleh 12.000 siswa
- Pakar industri pendidikan internasional mengatakan dapat menggunakan sistem karantina sendiri yang tidak memakai uang warga Australia
Dalam konferensi pers di Melbourne, Premier Andrews menekankan kecilnya kemungkinan untuk menerima kembali mahasiswa internasional tahun ini.
"Kami ingin mengembalikan industri [pendidikan mahasiswa internasional] ini secepat mungkin. Namun ... pemerintah tidak akan menghabiskan waktu untuk mengusahakan sesuatu yang menurut saya tidak mungkin, menjadi mungkin."
"Puluhan ribu mahasiswa internasional untuk bisa datang ke sini, di tengah banyaknya warga yang kesulitan kembali, bahkan bagi warga Australia yang mau pulang, [tidak bisa terjadi]," katanya.
Namun, dalam konferensi pers terpisah hari Selasa kemarin, Premier Andrews mengatakan negara bagiannya belum membuat keputusan atau rencana soal memperbolehkan mahasiswa asing kembali ke Victoria.
"Saya membuat beberapa komentar tentang mahasiswa internasional [pada hari Senin] dan saya yakin beberapa di sektor itu tidak menyukai saya yang mencoba mengatakan apa adanya dan jujur soal ini," katanya.
Mendengar hal tersebut, mahasiswi asal Indonesia, Ester Fresyela merasa "sangat sedih".