Mahasiswa Asal NTT di Jakarta Desak Gubernur Viktor Laiskodat Mundur
Tindakan diskriminatif bernada rasis tersebut kata Jemi disentil oleh Gubernur Viktor. Kejadian itu kata Jemi bermula ketika Gubernur Viktor berdialog dengan tokoh masyarakat adat Sumba Timur terkait status tanah yang akan dikelola untuk peternakan sapi jenis premium.
"Namun, di tengah proses dialog berjalan, Viktor melontarkan kata “monyet” kepada salah satu warga yang juga ikut serta dalam pertemuan tersebut. Selain perkataan rasis, Viktor Bungtilu Laskodat juga mengeluarkan perkataan yang bersifat intimidatif, seperti akan memenjarakan warga apabila berbeda pandangan dengan Viktor," katanya.
Menurut Jemi, insiden diskriminasi berbentuk rasis yang dilakukan Gubernur Viktor merupakan ekspresi dari arogansi kekuasaan dan telah melecehkan harkat dan martabat masyarakat adat Sumba Timur.
"Sebagai warga Negara Indonesia, Masyarakat Adat Sumba Timur juga memiliki hak terbebas dari segala bentuk diskriminasi sebagaimana semangat yang terkandung dalam bunyi UUD 1945 pasal 28I ayat 2 “setiap orang bebas dari segala perlakuan diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif," tukasnya.
Diketahui, mahasiswa yang menggelar aksi demo tersebut berasal dari Serikat Pemuda Nusa Tenggara Timur, Ikatan Mahasiswa Sumba Jabodetabek, Flobamorat Utama, Barisan Anak Timur UBK, Lingkarmata, Perkumpulan Mahasiswa Basodara, Himpunan Mahasiswa Muslim, FORMAPENA Jabodetabek, Keluarga Besar Mahasiswa Pemuda Lembata, Gerakan Pelajar Rote dan Ikatan Mahasiswa Lamba Leda Jakarta (IKMALALE).(jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi: