Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mahasiswa Indonesia di Tiongkok Geram Mendengar Ide Luhut Binsar Panjaitan

Selasa, 29 September 2020 – 12:53 WIB
Mahasiswa Indonesia di Tiongkok Geram Mendengar Ide Luhut Binsar Panjaitan - JPNN.COM
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: ANTARA/Instagram @luhut.pandjaitan/pri

Perluni, sebagai badan otonom di bawah Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT), meminta pemerintah Indonesia peduli atas fenomena tersebut dengan memberdayakan para dokter WNI lulusan luar negeri.

Badan itu mengatakan tidak sedikit dokter WNI yang juga berprestasi di luar negeri dan ingin berbakti terhadap bangsa dan negara.

Menteri Ristek Dikti periode 2014-2019 M Nasir dalam kunjungannya ke Kedutaan Besar RI di Beijing pada 2018 mengungkapkan banyak dokter WNI lulusan Tiongkok yang membuka praktik di Singapura dan Malaysia karena tidak terwadahi di negeri sendiri. Ironisnya, pasien mereka juga berasal dari Indonesia.

"Memang banyak dokter kita yang telah berpraktik sebagai dokter spesialis di luar negeri. Mereka ingin kembali ke Indonesia untuk mengabdi, tetapi terkendala berbagai proses adaptasi dan birokrasi di Indonesia yang memakan waktu sangat lama," ujar Adi, yang sedang menyelesaikan pendidikan kedokterannya di Kota Jinzhou, Provinsi Liaoning.

Para mahasiswa Indonesia yang mengambil jurusan kedokteran di Tiongkok rata-rata membutuhkan waktu enam hingga delapan tahun untuk menyelesaikan jenjang pendidikan strata 1.

Setelah lulus dari Tiongkok, mereka harus menempuh pendidikan lagi di perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki jurusan kedokteran dalam jangka waktu satu hingga dua tahun.

Kebanyakan para mahasiswa kedokteran Indonesia di Tiongkok mengambil jurusan kedokteran modern, hanya sedikit yang mengambil jurusan kedokteran tradisional Tiongkok (TCM) karena khawatir kesulitan mendapatkan izin praktik dan legalisasi di Indonesia.

Banyak mahasiswa asing lainnya di Tiongkok lebih menyukai TCM, yang dapat dikembangkan sebagai sarana medis alternatif pada masa-masa mendatang. Bahkan dalam pemberantasan COVID-19, pemerintah Tiongkok memberikan tempat kepada staf TCM di garda terdepan.

Ide Menkomarves Luhut Binsar Panjaitan langsung mendapat penolakan dari mahasiswa asal Indonesia di Tiongkok

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News