Mahasiswa Polbangtan Tawarkan Pertanian Masa Depan Lewat Kultur Jaringan
Selain mempelajari untuk dirinya sendiri, dia juga beberapa kali diberi kesempatan menjadi pembicara di acara seminar.
Dia juga diberi kesempatan untuk tampil di acara PROPAKTANI yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian, bersanding dengan pembicara andal lainnya seperti Edi Santoso dari Institut Pertanian Bogor dan Aditya Demi Al Ersyad Fadli, pengusaha benih terkemuka asal Ngawi.
Rani juga mengaku kini dirinya sudah mulai mengomersilkan kultur jaringan hasil karyanya. Kultur jaringa yang banyak diminati pasaran menurut Rani, yaitu ku;jar pisang dan kuljar pisang.
"Sudah mulai dikomersilkan, kemarin ada pesanan dari BRIN sekitar 100 botol krisan, dan sedang ada tambahan pesanan lagi karena hasil sebelumnya memuaskan,” akunya.
Gadis manis ini mengaku awalnya tidak terlalu tertarik dengan dunia pertanian. Pilihannya melanjutkan pendidikan di Polbangtan YOMA awalnya juga didasari oleh dorongan kedua orang tuanya.
“Tiga kali saya mendaftar ke Polbangtan YOMA, 2018 saya ditolak bahkan sebelum masuk tahap wawancara. pada 2019 saya mencoba lagi, melalui jalur umum saya belum beruntung. Tidak putus asa saya coba jalur POSKM dan akhirnya dinyatakan lolos. Saya melakukannya demi memenuhi harapan orang tua, tetapi ternyata kini saya mendapatkan hikmah dengan mengikuti saran orang tua saya,” ucapnya sambil mengenang kejadian 2 tahun lalu.
Kini Rni mengaku sudah mantap untuk terjun sepenuhnya dalam dunia pertanian. Dia berharap melalui kisahnya ini bisa memotivasi anak-anak muda untuk turut terjun ke dunia pertanian.
“Harapan saya semoga teman-teman maupun adik-adik tingkat menjadi termotivasi dalam mengejar ilmu. Tidak hanya di kampus tapi di luar kampus,”