Maherda Ekananda, dari Sopir Taksi Menjadi Pilot
Sempat Jadi Kurir dan Tukang Foto PernikahanSenin, 06 Mei 2013 – 04:20 WIB
Maherda mengikuti semua rangkaian tes sampai akhirnya dinyatakan lulus. Setelah itu, dia melakoni pendidikan sekitar setahun agar benar-benar matang dan siap terbang membawa penumpang. Dia menyebar kabar gembira itu kepada keluarganya. Namun, kabar gembira tersebut menjadi duka karena tidak lama kemudian ayahnya meninggal dunia lantaran penyakit kanker liver. "Saya belum sempat kasih lihat jadinya saya seperti apa. Paling lihat foto saat baru lulus berseragam saja," sesalnya.
Keinginan menjadi pilot murni datang dari diri Maherda. Gara-garanya, ketika kecil dia sering nonton film kartun Thunderbirds di TVRI. Saat kuliah dia baru menyadari bahwa pengaruh film itu begitu meresap.
Orang tuanya meminta dia kuliah di jurusan kedokteran. Sayang, itu tidak kesampaian karena Maherda tidak lulus tes masuk perguruan tinggi negeri. Dia kemudian kuliah "asal pilih jurusan" di Universitas Petra, Surabaya. Pilihannya adalah arsitektur. "Tidak punya passion di situ, tidak bisa mengimbangi, akhirnya kesapu. Nasakom (nasib satu koma) IP-nya," ungkap Maherda yang akhirnya mundur pada semester ketujuh.