Mahfud MD Malu Jadi Orang Indonesia
Oleh Dhimam Abror DjuraidMahfud pasti malu semalu-malunya kalau koleganya di Jepang tahu bobroknya institusi kepolisian di Indonesia.
Bersamaan dengan beredarnya artikel Mahfud, Majalah Tempo menyiarkan hasil investigasi yang mengungkap dugaan tentang orang dekat petinggi Polri dalam bisnis nikel ilegal di Sulawesi Tenggara.
Laporan Tempo itu mengungkapkan di Konawe Utara terdapat puluhan tambang nikel ilegal yang beroperasi dengan omzet triliunan rupiah. Perusahaan itu bekerja sama dengan perusaan China yang mengoperasikan smelter, pemisahan biji besi dengan nikel.
Menurut Tempo, salah satu pengusaha yang terlibat dalam bisnis patgulipat itu mengaku mempunyai hubungan dekat dengan petinggi Polri. Pengusaha itu juga dikenal sebagai pentolan sukarelawan Joko Widodo - Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Dari eksplorasi satu blok di Mandiodo selama 3 tahun, perusahaan itu mendapatkan pemasukan Rp 21,6 triliun. Perusahaan-perusahaan itu beroperasi dengan nyaman dan aman karena mendapat beking dari orang-orang pusat yang ditempatkan sebagai komisaris.
Laporan Tempo ini menjadi bombshell baru yang meledak di lingkungan kepolisian. Sejak kasus pembunuhan oleh Ferdy Sambo diungkap, muncul banyak laporang mengenai jaringan mafia di lingkungan Polri.
Mahfud MD sendiri menyebut bahwa di lingkungan Polri ada mabes di dalam mabes. Ada jaringan yang beroperasi di bawah tanah tetapi kewenangannya tidak kalah dari mabes formal.
Bersamaan dengan penahanan terhadap Ferdy Sambo, muncul dokumen ‘Kekaisaran Sambo’ yang berisi daftar jaringan perjudian haram yang melibatkan para jenderal polisi. Konsorsium 303 itu disebut-sebut mempunyai omzet triliunan rupiah dan menyetor kepada Sambo.