Mahyudin soal Konsep Jihad dan Staf jadi Mualaf
jpnn.com - Terorisme bukan ajaran Islam dan sangat bertentangan dengan konsep jihad yang sebenarnya. Terorisme hanya menimbulkan ketakutan dan korban jiwa sia-sia. Sementara jihad, mengutamakan cinta kasih pada sesama. Hasilnya, banyak orang ingin mendalami ajaran Islam dan siap menjadi mualaf.
Ken Girsang - Balikpapan
Konsep jihad mengutamakan cinta kasih inilah yang senantiasa diamalkan Mahyudin setiap waktu. Baik dalam menjalankan tugas sebagai Wakil Ketua MPR, maupun dalam melakoni kehidupan sehari-hari.
Kebiasaan itu ternyata membawa dampak yang luar biasa. Suatu hari mantan Bupati Kutai Timur, Kalimantan Timur ini dikagetkan dengan sebuah peristiwa yang tidak biasa. Salah seorang stafnya yang kebetulan beragama non muslim, tiba-tiba menyatakan ingin menjadi seorang mualaf.
Saking kagetnya, Mahyudin berusaha mengingat-ingat apakah pernah mengajak stafnya itu untuk pindah agama. Namun sepanjang ingatannya, tidak sama sekali. Pria kelahiran 8 Juni 1970 ini hanya mengingat, selalu berusaha menjalankan perintah agama.
Misalnya dalam menjalankan ibadah lima waktu, sesibuk apa pun dirinya akan selalu dilakoni. Bahkan ketika sedang dalam perjalanan dinas dan tengah berada di tengah jalan sekalipun, Mahyuddin akan meminta mampir di tempat tertentu untuk melaksanakan salat.
"Jadi tidak pernah sekalipun saya ajak. Tapi memang dia sering ikut misalnya saat mampir di suatu tempat saat saya melaksanakan salat. Demikian juga saat saya mengunjungi pesantren atau tempat-tempat ibadah, dia sering ikut," ujar Mahyudin di hadapan ratusan santri, saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar di Pondok Pesantren Al Banjari, Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (19/5) petang.
Para santri terlihat begitu khidmat mengikuti pemaparan yang disampaikan Mahyudin. Di hadapan sekitar 400 santri pria, Mahyudin kemudian menyoroti aksi bom bunuh diri yang terjadi di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5) lalu.