Makam 2 T
Oleh: Dahlan IskanNamun, kata Tio di situ menunjukkan ia dari suku Tiochu –dari kota Shantou. Yakni satu kabupaten paling timur-laut provinsi Guangdong. Di perbatasan dengan provinsi Fujian.
Itu juga terlihat dari dua kata besar di nisan itu. Ada menandakan asal-usulnya dari Guangdong.
Foto itu menjawab penasaran saya selama seminggu: siapa nama Mandarin Akidi Tio. Lebih sepuluh orang Tionghoa Palembang saya tanya: tidak tahu.
Saya pun hubungi Bupati Aceh Timur Rocky Hasbalah. Saya pernah tidur di rumahnya di Aceh Timur. Tentu ia tahu soal Akidi Tio. Kan Akidi orang Tionghoa Aceh –dari Langsa. Ternyata Bupati Rocky tidak tahu. Yang ia tahu adalah: ia punya teman, yang punya teman lagi, yang kenal dengan temannya anak Akidi Tio.
Saya pun menelusuri dari teman ke teman Ricky itu. Anak sulung Akidi memang lahir di Langsa. Anak sulung itu bernama entah siapa, tetapi selalu dipanggil Ahok. Ia, si Ahok itu, punya pabrik kecap di Langsa, Aceh Timur.
Saat Eko Indra Heri berpangkat letda (letnan dua) bertugas di Langsa. Itulah tugas pertama Eko setelah tamat dari Akabri. Saat di Langsa itulah Eko Indra kenal dengan Ahok.
Ahok pun tahu Eko Indra ternyata berasal dari Palembang. Ahok pun bercerita bahwa ayahnya, Akidi Tio, tinggal di Palembang.
Ahok minta agar Eko Indra –bila sedang pulang kampung– berkunjung ke rumah sang ayah di Palembang.