Makelar Calon Menteri Minta 'Uang Pulsa'
Minggu, 18 Oktober 2009 – 06:25 WIB
Saat ditanya serius-tidaknya SBY menggandeng PDIP untuk diberi jatah menteri, Mubarok mengatakan, itu sangat serius. Upaya rekonsiliasi Demokrat-PDIP, katanya, sudah dilakukan jauh hari sebelum pilpres digelar. Dia sudah sering bertemu dengan Tjahjo Kumolo membicarakan hal itu. Kalau pun hingga kemarin SBY sudah mulai memanggil para calon menterinya sedang PDIP belum juga jelas siapa nama yang akan dikirim ke SBY, Mubarok yakin, SBY sudah mencadangkan pos-pos kementrian tertentu yang disiapkan begitu PDIP menyatakan oke.
Dalam kesempatan yang sama, dia membantah anggapan sejumlah kalangan yang menyebut SBY kebingungan menyusun kabinet. Dikatakan Mubarok, bosnya itu sama sekali tidak bingung, karena saat ini sudah tidak ada lagi kekuatan penekan. "Merdeka, SBY tak pusing," tegasnya. Khusus mengenai kader Demokrat yang akan ditunjuk sebagai menteri, SBY juga sangat hati-hati. SBY tidak mau kehabisan kader yang bertugas mengurus partai. Pasalnya, tetap dibutuhkan orang-orang terbaik yang tetap bekerja di partai, guna mengawal kemenangan Demokrat dalam pemilu 2009, sekaligus untuk kemenangan kembali pemilu 2014. Disebutkan, pada pemilu 2014, Demokrat mentargetkan perolehan suara 30-35 persen.
Sedang pengamat politik dari IndoBarometer, M Qudary mengatakan, SBY tidak semata-mata menggunakan pertimbangan representasi keterwakilan partai dalam menyusun kabinet. Dia yakin, faktor kompetensi dan integritas juga menjadi pertimbangan utama. Jika calon menteri yang diajukan partai kaolisi punya kompetensi tapi tak punya integritas sehingga loyalitasnya diragukan, SBY pun tidak akan mau memilihnya. "Saya yakin SBY akan mengkombinasikan tiga elemen itu (representasi, kompetensi, integritas, red)," terangnya.