Makin Banyak Mahasiswa Australia Belajar di Indonesia pada 2016
Ia beralasan, “Semakin banyak mahasiswa Australia yang kuliah di sini, makin banyak orang Australia yang punya teman di Indonesia, dan makin banyak orang Indonesia punya teman asli Australia. Saya rasa makin banyak pertemanan langsung antara individu dari Australia dan dari Indonesia, akan semakin baik hubngan kedua negara.”
“Kalau dulu jaman saya kuliah disini, yaitu tahun 2000, sudah ada New Colombo Plan, mungkin saya bisa berlama-lama kuliah di Indonesia,” candanya.
Rebecca Lawrence, mahasiswa Universitas Australia Barat penerima beasiswa New Colombo Plan untuk studi Indonesia. (Foto: Nurina Savitri)
Hal yang sama juga disampaikan Rebecca Lawrence, mahasiswa Universitas Australia Barat penerima beasiswa NCP lainnya.
“Tentunya saya tak akan belajar di sini kalau tak ada beasiswa ini. Program ini bukan semata-mata berkontribusi positif pada hubungan Indonesia-Australia, tapi juga menunjukkan pada mahasiswa betapa pentingnya pergi ke Indonesia dan belajar langsung di sini. Buat apa bisa bahasanya tapi tak bisa berkomunikasi langsung dengan orang-orang lokal,” utaranya.
Ia menuturkan, “Perspektif saya berubah. Pengetahuan saya tentang Indonesia sudah bertransformasi. Kesadaran budaya ini tak akan saya miliki jika saya tak pernah belajar di sini. Saya jadi sadar betapa pentingnya hubungan orang per-orang bagi Indonesia dan Australia.”
Contoh nyata dari pengalaman belajar di Indonesia adalah kemampuan adaptasi mahasiswa Australia yang meningkat pesat.
“Beberapa anak ACICIS di Jakarta tinggal di kos dengan anak Indonesia lainnya. Pada waktu bencana banjir tiba, tentu saja mereka harus berpikir agak kreatif bagaimana caranya keluar dari kos dan nggak terkena banjir. Jadi akhirnya mereka naik perahu kecil, mereka pergi bersama-sama keluar kos ke tempat magang,” ceria Elena Williams, Direktur ACICIS di Indonesia.