Malam Hari, Semudah Itu Anies Menilai Indonesia Seberapa Maju
Oleh Dhimam Abror DjuraidModel pembangunan yang hanya fokus pada pertumbuhan agregat bisa menyesatkan, karena menyembunyikan kondisi ketimpangan yang sesungguhnya.
Model pembangunan semacam ini sudah pernah diterapkan di masa Orde Baru dan melahirkan pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil di angka 7 persen.
Dengan pertumbuhan yang stabil ini Indonesia melesat menjadi salah satu negara yang dijuluki sebagai Macan Asia. Indonesia juga masuk dalam kategori The Newly Industrialized Countries (NICs) atau negara-negara baru yang terindustrialisasikan.
Strategi pembangunan Orde Baru fokus pada pertumbuhan ekonomi dengan membesarakan sektor ekonomi tertentu, dan memberi hak monopoli dan oligopoli kepada segelintir konglomerat. Di era Orde Baru sudah muncul Sembilan Naga yang memonopoli ekonomi nasional.
Sembilan Naga adalah konglomerat nasional yang sengaja dibesarkan oleh rezim dengan memberikan konsesi besar dalam berbagai bidang. Muncullah konglomerat besar seperti Lim Sioe Liong dan kawan-kawan yang memonopoli berbagai bidang ekonomi.
Pendekatan pembangunan yang dipakai ketika itu mengacu pada teori ’Trickle Down Effect’ atau efek peluberan ke bawah. Asumsinya, ketika pengusaha-pengusaha besar itu sudah makmur, maka kemakmuran itu akan menetes ke bawah.
Akan retapi dalam praktiknya tidak semudah itu. Kapitalisme tidak mengenal kata 'bagi' karena yang ada hanyalah 'tambah' dan 'kali'.
Oleh karena itu, Presiden Soeharto ketika itu memanggil para konglomerat kaya dan memaksa mereka membagikan saham perusahaan mereka kepada koperasi. Pemaksaan semacam ini tidak membuahkan hasil maksimal.