Mampukah Pembatasan Sosial di Jakarta Menekan Penyebaran Virus Corona?
Melalui ajak itu, ada keinginan mendalam agar siapa pun, terutama kelompok mampu secara ekonomi, untuk ikut merasakan dan meringankan beban golongan rentan agar mereka bertahan setidaknya hingga pandemi COVID-19 berakhir.
"Kami mengajak #BerbuatBaikEsokHari bisa diimplementasi oleh pengusaha ataupun masyarakat yang mampu agar terus lakukan kebaikan. Kalau lupa hari ini, besok bisa dilakukan,” kata Basuki.
Menurutnya, dalam situasi seperti ini memerlukan kebersamaan dan sinergi antarmasyarakat sehingga setiap elemen bisa terlibat berkontribusi.
Dia mengaku sudah memulai kegiatan bagi-bagi rezeki berupa nasi kotak siap makan dan perangkat alat kesehatan diri seperti cairan pembersih tangan dan masker sejak 24 Maret dan akan diteruskan hingga beberapa hari ke depan.
Ia mengakui, awalnya memutuskan untuk turun ke jalan ke beberapa titik di Jakarta dan berbagi dengan membagikan lebih dari ratusan makanan berupa nasi kotak serta air mineral yang dibagikan kepada ojek daring (ojol), ojek pangkalan, pelaku UMKM, pedagang kaki lima dan pemulung.
Namun, seiring imbauan mengenai jaga jarak (social distancing) semakin gencar disampaikan oleh pemerintah, kini makanan tersebut disediakan di sekitar Jalan Widya Chandra dan dipersilahkan bagi pengemudi ojol dan masyarakat yang lewat untuk bisa mengambil makanan yang telah disediakan.
Senada dengan Basuki, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi malah menyarankan agar para pengemudi ojol, bisa diselamatkan karena selama PSBB mereka hanya diizinkan untuk mengangkut barang (Pasal 18 ayat 6). Artinya ojol dilarang mengangkut penumpang.
Tentu saja aturan ini sangat memukul pendapatan pengemudi ojol, sebab 60 persen pendapatan ojol adalah dari orderan penumpang orang.