Mangga dari Program Food Estate Diyakini Mampu Bersaing di Pasar Timteng dan Eropa
Namun, bila mangga dikelola dengan baik, terutama dari segi kualitas hingga memenuhi syarat ekspor, ekspor memungkinkan untuk dilakukan.
“Permintaannya ada. Pasar Eropa, Timur Tengah bisa. Dilihat dari pasarnya mana yang bisa,” kata Masyhuri ketika dihubungi secara terpisah.
Dari sisi usahatani, program food estate berbasis mangga dinilai bakal berimbas positif bagi pendapatan petani. Karena pada lahan yang sama diperbolehkan menanam tanaman hortikultura seperti cabai dan jagung.
“Pertama, sebenarnya bukan hanya sekadar mangga, tetapi juga ingin agar petani mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Kedua, mereka (para petani) juga bisa menanam tanaman selain mangga, seperti cabai dan jagung, sambil menunggu mangga panen,” katanya.
Hulu ke Hilir
Di sisi lain, PT Galasari Gunung Sejahtera juga akan menggandeng masyarakat sekitar lahan food estate berbasis mangga dalam proses pengolahan mangga.
Terdapat lima varietas mangga di lahan tersebut, yakni malaba, gadung-21, arummanis, garifta, dan namdokmai.
“Karena dari hulu ke hilir. Hilirnya kami melibatkan UMKM (usaha mikro kecil menengah) setempat. Kami olah jadi keripik, es krim, fresh cut selain fresh food tetapi memang tergantung jumlah buahnya,” kata Rizky.