Manggis Bali Menarik Hati Pasar China
jpnn.com, JAKARTA - Dengan terbukanya kembali pasar manggis di China pada akhir 2017, Badan Karantina Pertanian terus memaksimalkan peluang ini untuk mengakselerasi ekspornya.
Petani di sentra manggis di seluruh Indonesia terus diedukasi dan dilakukan pendampingan agar memenuhi persyaratan teknis yang diminta pemerintah China.
Petani manggis di Provinsi Bali menjadi salah satunya yang menjadi fokus pendampingan. Dengan potensi produksi yang tinggi, pemerintah membantu mereka menjaga kualitasnya.
"Kami bantu kawal melalui pengawasan in line inspection kepada petani dan eksportir, sehingga kualitas terjaga dan proses pemeriksaan karantina di tempat pengeluaran ekspor menjadi lebih cepat, efektif dan efisien," jelas Kepala Balai Karantina Kelas I Denpasar, Putu Terunanegara, Kamis (5/4).
Setidaknya terdapat beberapa hal yang perlu dipenuhi untuk menjaga kualitas manggis, diantaranya tampilan fisik, bebas dari kutu putih dan semut. Hingga saat ini baru satu perusahaan produsen manggis yang ada di Bali yang sudah teregistrasi dan dapat melakukan ekspor langsung ke China.
"Registrasi ini memberi mereka kesempatan besar ekspor langsung ke China," terang Teruna.
Teruna menambahkan, bila 4 tahun terakhir Indonesia masuk pasar China melalui negara ketiga seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam. Kini dengan disepakatinya protokol ekspor langsung ke China, maka petani bisa meraih keuntungan maksimal penjualan manggisnya.
"Ini luar biasa membahagiakan petani manggis. Kini mereka lebih bergairah dan menjaga betul kualitas manggisnya," tegas Teruna.