Manipulasi Tiongkok Bukan Hal Baru
Jumat, 03 Agustus 2012 – 07:25 WIB
Memang, sistem grup tersebut baru pertama di gunakan pada Olimpiade. Pada Beijing 2008, pertandingan langsung menggunakan format sistem gugur. Dengan sistem sekarang, maka pemain unggulan bisa memilih lawan di perempat final dan mengatur strategi jelang semifinal. Ini ditambah dengan jam pertandingan yang berbeda. Mengalah untuk menghindari rekan senegara atau lawan kuat sebelum final amat gampang dilakukan.
Menurut data dari situs bulutangkis Inggris Bandzine, saling mengalah kepada sesama pasangan Tiongkok itu bukan hal yang baru. Sepanjang tahun 2011, pasangan Tiongkok bertemu 99 kali dalam tiga turnamen tertinggi BWF yakni Grand Prix, Grand Prix Gold, dan Super Series. Hasilnya, 20 pertandingan berlangsung mencurigakan. Sebelas laga berlangsung dengan kemenangan gampang. Sedangkan sembilan sisanya tidak selesai karena salah satu pemain cedera. Artinya, pertandingan sesama Tiongkok yang tidak tuntas sebanyak 20,20 persen.
Sedangkan kalau Tiongkok bertemu negara lain pertandinagn tidak tuntas menurun menjadi 0,21 persen saja. Hanya dua dari 943 laga terhenti karena insiden cedera. Pemain ganda campuran Inggris Chris Adcock mengatakan apa yang dilakukan Tiongkok memang buruk. Namun menjadi wajar karena terus dibiarkan.