Mantan Anggota Dewan Pantang Malu Jadi Tukang Tambal Ban
Baru setahun kemudian, yakni 2010, Muhyiddin menempati sebidang tanah di tepi jalan raya dekat pekuburan di Dusun Kemiren, Desa/Kecamatan Singojuruh.
Usaha tambal ban yang dirintisnya mulai berkembang dengan berjualan ban motor dan mobil bekas.
''Jika ada modal lagi, saya akan kembangkan usaha jual ban mobil baru dan bekas serta jual oli,'' ungkapnya.
Meski menjadi tukang tambal ban dan berjualan ban, Muhyiddin mengaku tidak minder apalagi malu.
Bagi dia, apa yang dilakukan sebelum dan sesudah menjadi anggota DPRD sudah biasa.
''Saya sebelum jadi anggota DPRD sudah berdagang palawija. Jadi, begitu tidak menjabat lagi, ya tetap apa adanya. Kembali ke pekerjaan asal saya sebagai pedagang,'' ujar kakek empat cucu tersebut.
Tidak sedikit teman seangkatan Muhyiddin yang duduk di DPRD Banyuwangi periode 2002-2009 yang terkejut, terharu, trenyuh, dan salut.
Betapa tidak, Muhyiddin sebagai anggota DPRD Banyuwangi kala itu yang bergaji lumayan besar serta bergelimang fasilitas dan tunjangan mendadak berbalik 180 derajat menjadi tukang tambal ban.
''Memang, banyak teman seangkatan saya yang kaget begitu melihat saya nambal ban. Termasuk Ketua DPRD Banyuwangi periode 2004-2009 Wahyudi yang datang ke rumah untuk silaturahmi,'' ungkapnya.