Mantan Direktur WHO: Kajian Ilmiah Seringkali Dikalahkan Oleh Opini
Ketiga, memfasilitasi dan melembagakan terjemahan pengetahuan serta komunikasi antara ilmuwan, pembuat kebijakan, konsumen, dan pemangku kepentingan lainnya.
Poin terakhir, bukti ilmiah dan data harus dikombinasikan dengan pendekatan yang lebih humanis agar kebijakan dan praktiknya berjalan efektif.
Pada akhirnya, diharapkan bukti dan ilmiah maupun hasil-hasil penelitian yang kredibel dapat menjadi basis dari formulasi regulasi yang ditetapkan di Indonesia.
“Yang lebih penting adalah memastikan fakta dipakai untuk membentuk kebijakan yang memperbaiki, bukan hanya kualitas kesehatan, tetapi juga kesetaraan kesehatan, terutama di negara berkembang. Pada akhirnya, semua ini bermuara pada seberapa besar kita menilai pentingnya sebuah penelitian ilmiah,” tutup Tikki.(chi/jpnn)