Mantan Presiden Ben Ali Koma
Sabtu, 19 Februari 2011 – 14:21 WIB
Sementara itu, tokoh-tokoh oposisi Tunisia menanggapi dingin kabar buruk soal kesehatan Ben Ali tersebut. Salah satunya adalah jurnalis senior Touafik Ben Brik yang hampir selalu mengkritik sang diktator dalam tulisan-tulisan jurnalistiknya. "Saya nyaris berduka. Saya tidak akan pernah bisa melupakan kepemimpinannya. Dia masih dan akan terus menjadi bagian dari sejarah bangsa ini," paparnya.
Berbeda dengan Brik, pengacara Yadh Ben Achour menganggap stroke yang menyerang Ben Ali sebagai salah satu bentuk keadilan. "Fakta dia kini terbaring lemah di rumah sakit merupakan bukti bahwa keadilan benar-benar ada di bumi ini," ungkap ahli hukum yang belum lama ini ditetapkan sebagai pimpinan Komisi Nasional untuk Reformasi Politik Tunisia tersebut.
Komentar sinis justru dilontarkan para penduduk Kota Tunis. Warga ibu kota Tunisia itu, tampaknya sudah kehilangan simpati mereka terhadap Ben Ali. "Jika dia mati, artinya kita kehilangan seorang diktator. Dan, menurut saya, itu hal yang baik," kata Adel, pria 50 tahun yang berprofesi sebagai guru di Tunis. Pendapat yang sama disampaikan beberapa pelajar kota tersebut. (hep/cak/ami)