Mantap Nih, Ekonomi Daerah Ini Diprediksi Membaik
jpnn.com - MANADO - Pertumbuhan ekonomi (PE) global tahun 2016 terus mengalami revisi ke bawah,. Hal ini akibat dari pertumbuhan negara maju dan berkembang yang lebih lambat dari proyeksi semula.
PE nasional pada Triwulan I 2016 lebih rendah dari perkiraan dan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Hanya 4,92 persen (yoy) dari 5,04 persen (yoy).
“Secara spasial, perlambatan terjadi hampir di seluruh wilayah. Penyerapan belanja pemerintah di Jawa relatif terbatas, produksi kelapa sawit di Sumatera menurun, serta produksi tambang di Kalimantan dan produksi mineral di Papua juga menurun,” terang Kepala Perwakilan BI Sulut Peter Jacobs seperti dilansir Manado Post (JPNN Group), Kamis (16/6).
Peter menambahkan, di triwulan I, ekonomi Sulut tumbuh sebesar 5,96 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2015 yang tumbuh 5,57 persen (yoy) dan juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional triwulan I sebesar 4,92 persen (yoy).
Dan, memasuki awal tahun 2016, tekanan inflasi Sulut relatif mengalami penurunan. Inflasi Sulut pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 4,9 persen (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2015 yang tercatat sebesar 5,56 persen (yoy).
“Pada triwulan II 2016, selain meningkat karena hilangnya musim El Nino, peningkatan sektor Pertanian juga didorong oleh pergeseran masa panen yang sebagian besar terjadi di triwulan II 2016,” katanya.
Hal tersebut dapat dilihat melalui pergerakan tingkat inflasi beras dimana pada triwulan I harga beras masih tercatat meningkat dan mulai menurun ketika memasuki awal triwulan II yaitu bulan April 2016.
Adapun sektor konstruksi diperkirakan juga meningkat seiring dengan realisasi APBD dan APBN yang cenderung meningkat memasuki triwulan II seiring dengan transfer dana dari pempus yang mulai meningkat.