Manuver Mengejutkan May demi Loloskan Brexit
jpnn.com, LONDON - Perdana Menteri Inggris Theresa May membuat manuver mengejutkan Selasa malam (2/4). Setelah rapat selama tujuh jam bersama parlemen, dia memutuskan untuk mencari dukungan di kubu seberang. Dia menawarkan negosiasi dengan Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn.
Pertemuan dua ketua partai raksasa Inggris itu dijadwalkan kemarin setelah sesi tanya jawab perdana menteri.
May menegaskan bahwa hal tersebut merupakan strategi terakhirnya. Jika berhasil, dia akan meminta sedikit waktu ekstra dari Uni Eropa saat menghadiri pertemuan di Brussel pada 10 April mendatang.
"Jika gagal, pemerintah akan tunduk terhadap semua keputusan majelis," ujarnya sebagaimana dilansir BBC.
Langkah itu jelas membuat anggota Konservatif sangat marah. Menteri Negara Bagian Wales Nigal Adams langsung mengundurkan diri dari pemerintahan setelah mendengar keputusan May. Dia merasa May telah mengkhianati partainya untuk ambisinya sendiri. Ambisi itu adalah lolosnya proposal yang disepakati pemerintah Inggris dan Uni Eropa pada November 2018. "Sudah jelas, Inggris akan bergabung di serikat bea cukai (Uni Eropa). Ini bukanlah yang saya janjikan kepada konstituen saya," tegasnya.
Kubu Corbyn tentu menyambut May. Namun, mereka juga masih ragu apakah May bisa memegang kesepakatan tersebut. Pasalnya, May sudah berjanji mengundurkan diri setelah proposalnya lolos. Sementara itu, perdana menteri yang baru belum tentu bersedia melanjutkan perjanjian politik antara May dan kubu politik yang lain.
"Semua orang harus berhati-hati untuk tidak jatuh dalam jebakan Perdana Menteri. Saat ini dia seperti mempertaruhkan semuanya agar perjanjian Brexit-nya lolos," ujar Perdana Menteri Negara Bagian Skotlandia Nicola Sturgeon. Selain Corbyn, May memang ingin merayu Sturgeon dan Perdana Menteri Wales Mark Drakeford. (bil/c5/dos)