Marak Tawuran Antar Remaja Puteri yang Direncanakan di Media Sosial di Queensland
"Kita tidak bisa mengakses banyak hal yang diakses mereka, apalagi aplikasi terbaru bermunculan setiap hari dan kita tidak bisa mengimbangi semua hal yang terjadi di media sosial,"
Ashleigh Larkin dari Fakultas Hukum Universitas Teknologi Queensland, telah menginvestigasi isu ini.
Dia mengatakan remaja puteri berusaha menghindar melakukan tawuran di lingkungan sekolah dimana mereka dapat dengan mudah diidentifikasi, jadi mereka lebih memilih ruang publik seperti taman atau pusat perbelanjaan dimana para pengunjung dapat melihat mereka melakukan tawuran secara anonim.
"Jenis tawuran seperti ini sudah pasti berpotensi menimbulkan korban luka serius karena mereka berharap dapat berkelahi secara brutal,"
Larkin mengatakan dia sering berbicara dengan remaja puteri yang pernah terlibat dalam tawuran massal dan itu dilakukan sebagai upaya untuk ikut campur.
"Anak perempuan yang saya ajak berbicara biasanya berusia 14 sampai 17 tahun," katanya.
"Mereka cenderung melakukan tawuran umumnya karena mereka memiliki masalah pribadi dengan remaja puteri lainnya yang terlibat, apakah mereka saling tidak menyukai atau bisa juga mereka berkelahi memperebutkan anak laki-laki,"
Dia mendorong remaja puteri lainnya untuk saling berbagi cerita dan membantu menghentikan tawuran massal ini.