Mari Mas
Oleh: Dahlan IskanKepala truk itu sampai melewati RTR. Nyungsep di situ. Tinggal badan tangkinya yang masih tertinggal di RTR.
Saya tidak bisa berhenti untuk melihat dan memotretnya. Jalan lagi ramai. Pukul 13.30 Kamis kemarin. Maafkan, padahal saya punya waktu.
Acara saya di Semarang bisa mundur sedikit. Saya memang harus bertemu tokoh Tionghoa di Semarang: Harjanto Halim.
Akan tetapi pasti bisa saya mundurkan sedikit. Itulah tokoh yang akan mengadakan acara cengbeng di makam Gus Dur pada April depan.
Acara lainnya hanya ke kantor arsitek milik teman saya, sedangkan malamnya mengisi seminar BPD HIPMI Jateng: menandai terpilihnya ketua umum yang baru, Rudy Prasetyo.
Di sela-sela waktu yang ada saya mencari siapa yang bisa saya telepon: polisi atau petugas patroli jalan tol.
Akhirnya saya dapat sedikit informasi. Terbatas sekali: kejadiannya jam 09.30 –berarti empat jam sebelum saya lewat. Sopirnya selamat. Hanya luka ringan.
Saya sungguh ingin ketemu sopir itu: bagaimana ia bisa membuat putusan cepat membelokkan truk tanki yang melaju kencang itu ke RTR. Dia telah menyelamatkan rentetan kecelakaan di jalan tol yang lagi ramai.