Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Markus Solo Kewuta SVD, Pastor Indonesia yang Jadi Pejabat di Vatikan

Salve! Polisi Italia pun Langsung Memberi Hormat

Rabu, 05 Maret 2014 – 02:47 WIB
Markus Solo Kewuta SVD, Pastor Indonesia yang Jadi Pejabat di Vatikan - JPNN.COM

Persis di belakang Basilika, di ujung jalanan yang menanjak, adalah Kantor Governatorato of the Vatican City State. Kantor pimpinan Kardinal Giuseppe Bertello itu bertugas menjalankan roda administratif Vatikan. Siang itu pucuk-pucuk pohon di Via del Governatorato sedang mengeluarkan bunga-bunga kecil. Warnanya merah jambu, persis cherry blossom (sakura). "Di sini, saat musim semi, selalu tercium wangi aneka bunga," ujar Markus.

Perjalanan kami juga melintasi lorong-lorong bertembok dingin di bawah Kapel Sistina, tempat konklaf, dan Istana Kepausan (Apostolic Palace). “Di sini sering dipakai syuting film," terang lelaki yang fasih berbahasa Inggris, Italia, Jerman, Arab, dan tentu Indonesia serta Lamaholot tersebut. Memang, di sela-sela wawancara, dalam perjalanan itu, kadang Markus "berubah" menjadi pemandu wisata rohani bagi saya.

Kami juga mampir di taman kecil tempat meditasi biarawan-biarawati Vatikan di dekat Kantor Pos Vatikan. Di dekat situ ada apotek dan satu-satunya supermarket Vatikan. Yang bisa beli hanya orang yang punya kartu pengenal Vatikan seperti Markus. Sambil terus berbincang, Markus membawa saya mampir ke kantor L'Osservatore Romano, satu-satunya koran di Vatikan, hingga kami akhirnya keluar lagi di Gerbang Santa Anna, dekat Barak Garda Swiss (pengawal pribadi Paus), di sisi kiri Basilika.

Perjalanan kami sering berpapasan dengan para penjaga. Baik gendarmerie (polisi Italia) maupun Garda Swiss yang selalu berpakaian tradisional (merah-kuning-biru) dan membawa tombak. Saat berpapasan dengan Markus, para gendarmerie selalu memberi tabik, "Salve!" seraya menghormat. Sementara itu, para Garda Swiss akan langsung berdiri tegak dengan mengentakkan tombak lurus menghadap langit.

Beberapa penjaga memang menyetop kami. Terutama lantaran melihat saya, orang sangat asing, dengan kamera dan buku kecil yang terus-menerus saya tulisi. "Mio amico (kawan saya, Red)," ujar Markus sambil menepuk bahu saya. Melihat itu, penjaga lantas tersenyum dan bilang, "Jangan tulis apa pun soal Vatikan, lho." Saya hanya tersenyum serasa mengacungkan jempol.

Penghormatan itu memang pas. Sebab, Markus adalah pejabat, orang dalam Vatikan. Institusinya, PCID, punya posisi yang juga strategis. Dia adalah satu di antara 12 dewan kepausan yang dimiliki Takhta Suci Vatikan. PCID adalah dewan tertinggi di gereja Katolik untuk membangun dialog antarumat beragama sesuai dengan spirit Konsili Vatikan II, terutama terkait dengan dokumen Nostra Aetate (Pada Zaman Kita).

Dokumen itu memuat ajaran gereja terkait hubungan dengan agama lain dalam sebuah dinamika baru. Di situ tercantum ajaran bahwa gereja Katolik tidak menolak apa pun yang dalam agama-agama lain serbabenar dan suci serta terbuka terhadap dialog dan kerja sama lintas agama demi perdamaian dan keharmonisan dunia.

Terkait Islam, misalnya, gereja Katolik mengajarkan, “Gereja juga menghargai umat Islam yang menyembah Allah satu-satunya, yang hidup dan berdaulat, penuh belas kasihan, Mahakuasa, pencipta langit dan bumi, yang telah bersabda kepada umat manusia."

Romo Markus Solo Kewuta SVD adalah satu-satunya orang Indonesia yang menjadi pejabat di Takhta Suci Vatikan. Wartawan Jawa Pos DOAN WIDHIANDONO menemuinya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close