Mas Nadiem Pamerkan Merdeka Belajar di Forum Dunia, 180 Negara Terkesima
"Dalam satu setengah tahun saja, delapan puluh persen dari total keseluruhan satuan pendidikan di Indonesia mendaftarkan diri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka,” jelas Menteri Nadiem.
Kurikulum Merdeka mengurangi konten pembelajaran sebanyak 30–40% guna menekankan pada pembelajaran yang mendalam, mengalokasikan 20% untuk pembelajaran berbasis projek, serta memberikan keleluasaan bagi guru mengatur kecepatan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
Transformasi ketiga berkenaan dengan jenjang perguruan tinggi melalui perubahan pada mekanisme penerimaan mahasiswa baru. Perubahan dari tes berbasis mata pelajaran menjadi tes bakat telah mengubah pembelajaran di jenjang menengah menjadi lebih holistik.
“Kami menghapus tes berbasis mata pelajaran untuk penerimaan mahasiswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran di jenjang sekolah,” terang Nadiem, menekankan pada transformasi sistem pendidikan yang holistik.
Pada perhelatan Education World Forum yang berlangsung di Queen Elizabeth II Centre, London, Menteri Nadiem juga menjelaskan tentang transformasi Merdeka Belajar yang berfokus pada peningkatan kompetensi guru.
Transformasi dilakukan untuk pendidikan pra-guru menjadi lebih berfokus pada kemampuan yang relevan dengan praktik, tidak hanya terbatas pada teori. Sementara, program Guru Penggerak yang bertujuan melahirkan generasi baru kepala sekolah dan pengawas tidak semata berfokus pada kompetensi.
“Para Guru Penggerak adalah para guru yang mampu dan berani mengambil risiko, melakukan inovasi, dan memahami filosofi mendasar dari pendidikan,” ujar Menteri Nadiem.
Selanjutnya, Menteri Nadiem menekankan komitmen Kemendikbudristek untuk meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi peserta didik melalui intervensi yang spesifik dan tepat sasaran.