Masjid di Melbourne Bagikan Bingkisan Iduladha Pakai Sistem Drive-Through
Warga Melbourne, Kauthar Abdulalim masih ingat masa kecilnya saat merayakan Idul Adha di rumah kakek-neneknya di Kenya, di mana ratusan orang mengantre untuk menerima jatah makanan dan sumbangan.
Namun kini di Australia, ia dan keluarganya hanya mengundang kerabat dan teman pada malam sebelum hari lebaran.
Biasanya mereka memulai perayaan dengan menghias tangan menggunakan henna.
"Kami juga menyiapkan pakaian yang istimewa … Ibu saya akan memasak beberapa hidangan khusus yang ia buat hanya beberapa kali dalam setahun," kata Kauthar.
"Sebagai migran, kami semua tidak memiliki keluarga besar di sini. Idul Adha adalah satu dari sedikit kesempatan di mana kami berkesempatan bertemu komunitas Muslim lainnya."
Bagi kebanyakan Muslim di Australia, seperti Kauthar, perayaan Idul Adha lebih dari sekedar menyembelih kambing atau sapi.
Kauthar mengatakan kepada ABC, hewan yang dikorbankan hanyalah simbol dan sebenarnya pengorbanan memiliki "makna yang lebih dalam", terutama selama masa 'lockdown' di Melbourne.
"Cara terbesar untuk merayakan Idul Adha dan menunjukkan pengorbanan kita adalah dengan mentaati hukum, yaitu untuk tetap tinggal di rumah, mengenakan masker jika harus keluar untuk hal-hal yang benar-benar penting," katanya.