Masjid Muammar Qaddafy di Bogor, ketika Libya Dilanda Perang
Tripoli Masih Kirim Rp 2 Miliar Bulan LaluRabu, 13 April 2011 – 13:05 WIB
Namun, lanjut dia, meski seluruh dana dari Libya, pihak WICS maupun pemerintah Libya tidak pernah campur tangan terhadap urusan masjid. Termasuk, soal desain atau nama masjid sekalipun.
Terkait dengan keputusan Yayasan Majelis Az-Zikra memberi nama Muammar Qaddafy, itu hanyalah persoalan penghargaan dan penghormatan terhadap kepedulian pemimpin Libya tersebut. Terutama, terhadap perkembangan dakwah Islam hingga ke Indonesia. "Seandainya yang ngasih bantuan saya, terus kami kasih nama Masjid Budi kan juga nggak apa-apa kan" selorohnya.
Pihak pemberi dana, lanjut dia, hanya berpesan bahwa masjid yang mereka danai itu tidak boleh digunakan untuk kegiatan ekstremisme dan radikalisme. Termasuk, kegiatan-kegiatan yang melenceng dari Islam, misalnya Ahmadiyah. "Dari awal proses sampai sekarang tidak ada campur tangan dari mereka. Ini memang untuk rakyat Indonesia, masyarakat muslim Indonesia," papar Budi kembali.