MasterChef Australia dan Pendidikan Indonesia
Peserta MasterChef termasuk Reynold Poernomo (tiga dari kiri) saling memberi semangat. (MasterChef AU)
Hal sebaliknya terjadi di MasterChef Indonesia. Para juri mencari-cari kekurangan peserta sebelum menemukan hal positif masakan yang dibuat peserta, sehingga dapat dibayangkan akibatnya bagi peserta.
Dalam konteks pendidikan, adalah kewajiban pendidik menemukan hal-hal positif yang pasti ada di setiap anak didiknya, setelah itu memberikan apresiasi positif kepada mereka.
Di kultur Indonesia tampaknya mudah sekali kita melihat kesalahan lupa mengapresiasi saat anak-anak kita melakukan hal positif.
Ketiga, meskipun program ini adalah program kompetisi, namun setiap kali ada peserta yang dipanggil ke depan untuk mempresentasikan masakannya, peserta lainnya akan bertepuk tangan untuk memberi semangat kepada peserta yang maju tersebut.
Tepuk tangan, pelukan hangat dan wajah gembira juga ditampakkan saat ada peserta yang berhasil melaju dan meraih prestasi atau pujian dari juri.
Begitu pun jika ada yang sedang bersedih karena hasil masakan tidak memuaskan, peserta lain akan mendukung dan memberi semangat. Kultur seperti ini dilatihkan di sekolah Australia.