Masukkan Seribu Penonton Gratis demi 50 Ribu Fans di Dalam
jpnn.com - Kerusuhan konser Metallica 20 tahun lalu di Stadion Lebak Bulus, Jakarta, tidak bisa dihapus dari ingatan. Namun, konser grup heavy metal legendaris, Minggu (25/8), itu sukses besar dan aman-aman saja.
JANESTI PRIYANDINI, Jakarta
Zaki Sales Masyhur, 41, menceritakan konser Metallica 20 tahun lalu di kantornya, kawasan Warung Buncit, Jakarta, Rabu (28/9). Rumah dia tidak jauh dari Stadion Lebak Bulus, tempat konser kala itu. Sebagai anak metal dan penggemar berat grup band supercadas tersebut, Taye Masyhur "panggilan Zaki" tidak ingin melewatkan pertunjukan musik yang langka itu. Dia sangat ingin menonton idolanya manggung.
Namun, tak disangka, konser itu berubah menjadi petaka. Yang dilihat justru pemandangan mengerikan. Calon penonton yang tidak bisa masuk stadion mengamuk. Mereka membakar loket. Rusuh.
Melihat seperti itu, Taye urung menonton. "Siapa pun orang yang ada di situ pasti ngibrit. Ngeri, ngeri, ngeri sekali," ungkapnya sampai tiga kali mengulangi kata ngeri untuk menggambarkann kondisi saat itu.
Dua puluh tahun kemudian, Taye dan dua kawannya di Blackrock Entertainment seolah "membersihkan" ingatan tersebut. Sebab, konser Metallica yang mereka selenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (25/8) sukses besar. Sekitar 60 ribu metalhead menyaksikan aksi James Hetfield dkk. Taye dan timnya pun merasa plong. Konser itu terselenggara dengan aman dan lancar.
Sebetulnya, ide mendatangkan kembali Metallica muncul spontan. Sebagai promotor, Taye bersama dua kawannya, Jay Alatas dan Khrisna Radithya, sering mendapat tawaran untuk mendatangkan artis luar negeri. Salah satunya Metallica.
"Dapat tawaran menarik seperti itu, kami bertiga spontan sepakat untuk mengambilnya. Besoknya, kami langsung kirim duit untuk deposit," ungkap co-founder Blackrock Entertainment itu.