Mataram Berpotensi Tenggelam
Selain sampah, pendangkalan saluran juga disebabkan bahu jalan yang tidak diperkeras sehingga saat ambruk, saluran menjadi tertimbun. Selain itu, jalan-jalan di bagian tengah kota tidak memiliki lubang drainase untuk pembuangan air menuju saluran, sehingga terjadi genangan di jalan raya.
Yuslifar menjelaskan, sistem saluran di Kota Mataram sebenarnya sudah bagus dan tersistematis. Saluran menggunakan sistem tulang ikan, dengan lima sungai besar sebagai saluran pembuang utama menuju pantai. Dimana saluran primer di dalam kota akan diarahkan menuju empat sungai itu, yakni Sungai Midang dengan panjang 10 kilometer (km), Sungai Jangkuk 10,5 km, Sungai Ancar 12,4 km, Sunagi Unus 11,6 km, dan Sungai Berenyok dengan panjang 4,8 km. Mestinya dengan sistem saluran yang ada, Kota Mataram tidak mengenal namanya banjir, sebab aliran air selalu diarahkan melalui empat sungai itu. Namun nyatanya sungai juga mengalami pendangkalan sama seperti drainase.
”Kalau semua ini berfungsi dengan baik, maka kita mestinya tidak akan pernah banjir,” katanya.
Ia berharap semua pihak membantu upaya pemerintah dalam mengurangi pendangkalan. Baik masyarakat maupun dinas lain. Tanpa ada upaya bersama, bukan tidak mungkin pendangkalan akan makin parah dan kota terancam bisa tenggelam. ”Sekuat apapun upaya kami, tapi tidak akan pernah bisa tanpa ada bantuan dari pihak lain dan masyarakat,” katanya. (cr-ili)
:ads="1"