Mati Listrik 10 Jam? Di Surabaya?
Senin, 01 Februari 2010 – 12:14 WIB
Tapi kejadian mati lampu di sebuah RT di kota besar seperti Surabaya selama 10 jam yang tidak masuk akal itu membuat saya harus mengetahui detil persoalannya. Mungkin saya belum akan melakukan perbaikan, tapi setidaknya sudah mengetahui akar masalahnya.
Apalagi beberapa masalah mendasar memang sudah berhasil ditata. Perjuangan untuk pengadaan gas yang bisa menghemat dana Rp15 triliun pertahun itu sudah menunjukkan hasil. Pemerintah sudah memutuskan bahwa mulai bulan September tahun depan PLN bisa mendapatkan kekurangan seluruh gas yang diinginkan. Gambaran bagaimana mengatasi krisis listrik luar Jawa juga sudah selesai dipetakan dan dibuatkan road-mapnya. Bahkan sistem baru pengadaan barang/jasa juga sudah mulai berjalan. Hasilnya luar biasa: pengadaan barang strategis pertama yang kami lakukan minggu lalu (satu jenis barang saja) sudah bisa menghemat Rp50 miliar lebih. Barang yang dulu harus kita beli dengan harga Rp120 miliar/buah, dengan sistem baru itu bisa kita beli dengan harga Rp65 miliar/buah. Hemat Rp55 miliar untuk satu barang.
Maka ketika ada berita mati lampu selama 10 jam di sebuah RT di kota besar seperti Surabaya, saya menyelipkan agenda ini di sela-sela kesibukan saya yang sangat padat selama satu bulan menjabat Dirut PLN ini. Tidak masuk akal ada peristiwa mati lampu 10 jam! Tapi itulah kenyataannya. Saya khawatir kejadian ini tidak hanya terjadi di Tengglis Mejoyo. Saya khawatir kejadian serupa juga terjadi di Bekasi, Bantul atau daerah lainnya.