Mawar Merah untuk Pak Tjipto, Guru yang Diduga Menyetrum 4 Siswa
“Maaf beliau tidak bisa diganggu. Sedang butuh ketenangan. Kalau sudah sembuh mungkin bisa bertemu,” kata salah seorang keluarga yang enggan namanya ditulis di media.
Meski tak bisa bertemu langsung Tjipto hari itu, Radar Malang berusaha untuk menggali informasi terkait siapa sebenarnya sosok yang dinonaktifkan dari jabatannya sebagai kepala SDN Lowokwaru 3, pada Kamis lalu (4/5) itu. Banyaknya orang yang menjenguk memantik rasa penasaran wartawan koran ini.
Seperti disampaikan oleh Denny Yanuar, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB). Denny, pernah menjadi anak didik Tjipto semasa masih bertugas di SMP Negeri 11 Malang.
“Pak Tjip itu dulu wali kelas saya waktu kelas IX SMP. Waktu saya dengar beliau kena kasus itu, jujur saya kaget,” ujar dia.
Dia mengingat Tjipto sebagai sosok yang tegas. Tapi di balik ketegasannya itu, Tjipto adalah sosok yang ngemong.
“Saya ingat, kalau saya pernah tidak naik kelas. Dan beliau lah yang selalu memberi saya semangat,” katanya.
Denny mengaku, kali terakhir ia bertemu dengan Tjipto pada Desember tahun lalu. “Ternyata, beliau masih ingat dengan saya. Sebagai seorang guru, saya akui beliau itu sangat kompeten,” kata warga Kecamatan Blimbing ini.
Terbukti, selama menjadi kepala sekolah, Tjipto sukses membawa SDN Lowokwaru 3 meraih sejumlah prestasi. Di antaranya di bidang olahraga.