Mayat Bayi Dalam Koper Terlacak X-Ray di Bandara
Tiba di Polsek, koper berwarna hitam dengan list merah berukuran sedang itu lalu dibuka oleh anggota polisi. Setelah dibuka tampak sebuah coolbox yang ditutup sarung berwarna coklat. Anggota lalu membuka coolbox tersebut.
Setelah coolbox dibuka, terlihat potongan ban dalam mobil berwarna hitam yang menutupi isi coolbox. Saat potongan ban dalam disingkap, terlihat kain bayi berwarna biru. Bau anyir pun mulai tercium. Di balik loyor biru terlihat sesosok bayi laki-laki yang terbaring dalam posisi terlentang dengan mata mengatup rapat. “Kain dibuka, ternyata benar ada bayi, dan baunya sudah lain,”imbuh Ikraman.
Ikraman mengungkapkan, menurut keterangan pembawa koper yang berstatus paman bayi, Jainuddin, bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut adalah bayi prematur. Bayi tersebut meninggal pada Minggu (7/8) malam sekitar pukul 19.00 WIT, setelah beberapa jam dilahirkan sang ibu, Ramlah, di kamar bersalin RSUD Sorong.
Karena khawatir sang ibu akan trauma, ayah sang bayi, Zainal lalu memutuskan untuk mengirim jenasah ke Makassar untuk dimakamkan di samping makam kakeknya. Minggu (7/8) malam pihak keluarga sempat menanyakan prosedur pengiriman jenasah kepada pihak bandara.
Namun, mendengar proses yang cukup rumit dengan biaya yang cukup besar. Zainal memutuskan untuk menitipkan sang bayi kepada kakaknya yang hendak ke Makassar. “Karena tidak ada biaya, dia coba-coba itu masukan bayi dalam koper. Dan ternyata terbaca x-ray,” beber Ikraman.
Mendengar keterangan pelaku dan juga pihak keluarga. Pihak kepolisian lalu mengkroscek kebenaran tersebut di RSUD Sorong. Dan pengakuan RSUD benar, bayi prematur yang lahir di usia kandungan 6 bulan tersebut telah meninggal setelah beberapa jam dilahirkan sang ibu, Ramlah.
Kaur Bin Ops Intel Polres Sorong Kota, Ipda Muhadi mengatakan atas tindakan paman dan ayah bayi yang hendak membawa jenasah ke Makassar dengan koper, pihaknya tak menemukan adanya tindak pidana. Karena hal tersebut dilakukan tanpa ada unsur kesengajaan. Melainkan karena masalah dana dan ketidaktahuan.
“Kami sudah koordinasi dengan pihak keluarga, RSUD, dan kepala suku. Tidak ditemukan pidana. Murni karena factor ekonomi, jadi diputuskan bayi dimakamkan di sini (Kota Sorong),”ungkap Muhadi. (ayu/zia/adk/jpnn)