Mayjen TNI (Mar) Widodo: Jangan Cengeng, Jadilah Prajurit Militan dan Profesional
273 Prajurit Remaja Korps Marinir TNI AL Menyandang Baret Ungujpnn.com, SURABAYA - Komandan Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Mayor Jenderal TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto memberikan arahan tegas kepada 273 prajurit remaja yang baru menyandang baret ungu. Dia menegaskan bahwa prajurit Korps Marinir TNI AL jangan cengeng, tetapi harus militan dan profesional.
“Selamat bergabung di Korps Baret Ungu. Kalian adalah pasukan pendarat, camkan itu. Dari pantai, kalian menyerbu dituntut untuk bertempur dan nyawa sebagai taruhannya. Jangan cengeng, jadilah prajurit militan dan profesional,” kata Mayjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto dalam keterangan pers di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/8).
Sebanyak 273 prajurit remaja Korps Marinir TNI AL, menyandang baret ungu setelah dilakukan pembaretan oleh Dankormar Mayjen TNI (Mar) Widodo Dwi Putranto. Para prajurit remaja itu terdiri dari, 25 perwira remaja Akademi Angkatan Laut LXVII dan 248 tamtama reaja Angkatan XLI/I Korps Marinir TNI AL.
Mayjen TNI (Mar) Widodo mengatakan pembaretan bukanlah sekadar rangkaian seremonial semata. Namun, merupakan salah satu implementasi pembinaan tradisi kultural dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dalam bentuk pembinaan karakter, penanaman rasa kebanggaan, kehormatan diri dan kecintaan korps.
Menurut dia, pembaretan yang berlangsung di Pantai Baruna Kondang Iwak, Desa Tulungrejo, Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu diiringi gemuruh ombak besar yang tak pernah berhenti menghantam kerasnya karang hitam yang kokoh di Pantai Baruna.
"Dari tempat inilah lahir dan dikukuhkan prajurit remaja Korps Marinir yang tangguh, militan, serta pantang menyerah," tegas Mayjen Widodo.
Dia mengatakan sebelum menyandang baret ungu, prajurit telah lulus tahapan-tahapan pendidikan yang berat dan selama 12 bulan ditempa mulai dari Puslatdiksarmil.
Selain itu, juga mengikuti pelatihan di Kodikmar dengan 90 hari latihan meliputi tahap komando, tahap laut, tahap hutan, gerilya lawan gerilya dan lintas medan sejauh 300 kilometer yang dikenal dengan lintas medan Banyuwangi-Surabaya.