Mbah Tugiyem, Perempuan Berusia Satu Abad yang Tetap Aktif Bekerja
Cari Tanaman Tradisional untuk Biaya Sekolahkan Anak hingga CicitPendengarannya masih cukup bagus. Cara berjalan dan daya penglihatannya juga masih normal dan tanpa alat bantu.
Mbah Tugi lantas tersenyum setelah diberi penjelasan tentang kedatangan Radar Jogja. Ia kemudian melangkah cepat seperti ingin menunjukkan sesuatu. Benar saja, nenek empat cucu itu terlihat membopong seikat tanaman sambiloto lengkap dengan akar.
“Iki sambiloto, sekilone garing Rp 2.500 (Ini tanaman sambiloto, satu kilo dijual Rp 2.500, red),” ucapnya.
Menurut Mbah Tugi, ia menampung dulu sambiloto itu sebelum dibawa ke pembeli. Ia menjualnya dalam kondisi kering dan dicacah hingga lembut. Kurang dari tiga minggu, biasanya 1 kuintal sambiloto bisa terkumpul.
“Duite didum nggo anak, putu karo buyut (uangnya saya bagikan untuk anak, cucu dan cicit, Red),” terangnya.
Dia berharap uang hasil jerih payahnya itu digunakan untuk kebutuhan pokok. Kalau masih sisa, katanya, sebaiknya ditabung. Dengan cara demikian, nenek yang tak pernah menggunakan alas kaki ini merasa sangat bahagia. Ternyata, buah dari berbagi suka itu dirasakan langsung.
Hebatnya, Mbah Tugi mengaku jarang sakit dan tetap sehat menekuni usaha mencari duit dengan cara yang tidak biasa itu. Ia hanya punya keinginan keturunannya bisa sekolah.
“Aku ora sekolah, mogo-mugo putro wayahku sregep sekolah (saya tidak sekolah, mudah-mudahan anak cucuk bisa se-kolah, Red),” ucapnya.