Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

MbS Tiwikrama

Oleh Dahlan Iskan

Selasa, 10 Maret 2020 – 11:11 WIB
MbS Tiwikrama - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Biaya memproduksi gas dari retakan bebatuan itu bisa setara USD 45/barel. Kalau harga minyak hanya USD 30/barel matilah mereka.

Jadi, Saudi ini lagi marah ke Rusia atau ke Amerika?

Bagi Saudi kemarahannya itu disertai hitungan matang-emosional: biaya produksi migas di Saudi hanya USD 20 per barel. Dengan menjual USD 30 per barel masih bisa laba USD 10 per barel. Dikalikan 12 juta. Dikalikan 30 hari. Dikalikan lagi 12 bulan.

Tolong hitungkan berapa labanya setahun. 

Di Indonesia, biaya produksi minyak mentah itu di sekitar USD 40/barel. Kalau harga jualnya USD 30/barel Anda pun bisa membuat corporate decision: tutup saja.

Rusia juga tidak bisa memproduksi minyak mentah dengan USD 30/barel. Ladang minyaknya di laut.

Yang di darat pun pipanya harus selalu dipanasi --agar tidak beku, agar bisa mengalir. Biaya memanasi pipa itu menambah dolar/barel.

Dengan harga minyak USD 30 per barel ini ada yang ikut sekarat: green energy. Ibarat kaca dilempari batu serpihannya membuat luka di mana-mana.

Mohammad bin Salman (MbS) marah, Arab Saudi banting harga minyaknya hingga USD 30 per barel. Indonesia akan ikut menikmati: subsidi BBM yang mencapai lebih Rp 100 triliun itu akan langsung hilang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News