Media Massa Harus Jadi Referensi Rakyat Menentukan Pilihan Politik
jpnn.com, JAKARTA - Media massa dinilai nasi menjadi salah satu referensi utama rakyat Indonesia dalam menentukan pilihannya di kontestasi pemilu.
Oleh karena itu, media harus memberikan pendidikan politik serta menjadi pencerah keberadaan kampanye hitam.
Di samping itu, pemerintah juga harus tegas menyampaikan kepada masyarakat mana berita benar dan tidak benar yang dimuat oleh media, tanpa harus melakukan tindakan membelenggu kebebasan pers.
"Kami melihat peran media di sini sekaligus melakukan diskursus yang bagus, sehat antara misalnya pemerintah dengan oposisi. Lalu bagaimana capaian-capaian yang dihasilkan oleh sebuah pemerintahan dan lain-lain, itu fungsi dan peran media yang melakukan semuanya," kata politikus Partai NasDem Charles Meikiansyah, Senin (4/3).
Dia menilai media menjadi wadah yang sangat baik kepada masyarakat. Semua pihak, termasuk yang berkontestasi dalam pemilu, bisa menyampaikan apa yang menjadi hak dan kewajiban masyarakat sebagai warga negara khususnya bidang politik.
Dia juga melihat kebebasan media juga sudah sangat baik dibanding ketika era Orde Baru. Namun, selayaknya juga terhadap media massa penyebar hoaks dan berita bohong, dikenakan sanksi sosial. Tidak masalah, jika pemerintah menyampaikan kepada publik soal pemberitaan yang dinilai tak sesuai fakta.
"Disampaikan juga kepada publik melalui kementerian yang dimiliki bahwa berita yang disebarkan media pelanggar, adalah hoaks, misalnya. Konten-konten pornografi, kekerasan, kebohongan dan penipuan serta lainnya. Pemerintah harus berani untuk kemudian tidak hanya sekedar mensensor tetapi mengusut tuntas siapa pelaku-pelaku utamanya," kata Caleg NasDem dari Dapil Jawa Timur IV itu.
Sementara itu, Koordinator Bidang Isi Siaran KPI Pusat Hardly Stefano mengatakan, media harus menjadi lembaga pendidikan politik yang konstruktif bagi masyarakat melalui pemberitaan dan penyiaran.