Megawati Sebut Saat ini Ada yang Masih Terjebak Ego Sektoral
"Pemimpin memiliki tanggung jawab bukan hanya saat memimpin tapi bagaimana masa depan organisasi yang dipimpinnya. Seseorang pemimpin akan dikatakan gagal meskipun dia membawa organisasinya berhasil tetapi ketika dia tidak berhasil menyiapkan successor-nya. Jadi itulah sebabnya elemen itu sangat penting. Tugas kepemimpinan strategis menciptakan sejarah terhadap organisasi," urai Hasto.
Bedah buku yang berlangsung tiga jam digelar atas kerjas ama Unhan dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Sejumlah nara sumber yang tampil yakni: Rektor Unhan, Laksda TNI Prof Amarulla Octavian, Rektor Unhan, Guru Besar Unhan Prof Purnomo Yusgiantoro, Ketua Umum PII, Heru Dewanto. Sementara Sekjen PII Teguh Haryono menjadi moderator.
"Jadi buku ini sangat relevan memberikan referensi teori kepemimpinan yang lengkap dan komprehensif. Apalagi selama bedah buku disajikan banyak contoh," ujar Hasto.
Purnomo pun mengapresiasi buku ini dapat diselesaikan apalagi buku dibedah oleh PII. Menurut Purnomo para penulis buku telah bisa meninggalkan zona nyaman dengan menjadi mahasiswa S3.
Purnomo dalam paparannya mengutip kalimat historis dari Presiden AS John F. Kennedy, “Ask not what your country can do for you, ask what you can do for your country,” sebagai wujud kepemimpinan diri sendiri (self leadership).
Dikatakan Purnomo, landasan kepemimpinan efektif didahului dengan kepemimpinan terhadap diri sendiri, lalu terhadap orang lain dan terhadap organisasi.
Purnomo memberikan suatu contoh kepemimpinan strategik yang bisa mengambil keputusan dalam situasi yang tidak menentu dan mencekam.
Dia mengisahkan perjalanan Presiden RI Megawati Soekarnoputri ke Amerika Serikat seminggu setelah serangan teroris 11 September atau serangan 9/11 pada 2001.