Melihat Rumah Singgah Bung Karno di Lereng Gunung Slamet
Omah Perjuangan memiliki luas sekitar 200 meter persegi. Pemiliknya adalah Patmo yang kini sudah tiada.
Patmo bersama istrinya, Resti semasa hidupnya ikut terlibat secara langsung dalam perjuangan meraih kemerdekaan. Senjata-senjata untuk melawan Belanda juga dipasok kepada pejuang di rumah itu.
"Keluarga besar penghuni rumah ini kebanyakan menjadi pejuang kemerdekaan melawan Belanda. Ada tiga anak Mbah Patmo yang menjadi tentara, dua di antaranya gugur. Rumah ini juga dijadikan dapur umum untuk para pejuang," tutur Rasman (64), salah satu keturunan Patmo.
Tak hanya ikut menyokong perjuangan kemerdekaan melawan Belanda, Omah Perjuangan juga pernah dijadikan sekolah. rumah bersejarah itu dijadikan sekolah tak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan RI.
"Tahun 1962 bagian depan rumah pernah dijadikan sekolah karena waktu itu belum ada sekolah yang memadai. Selain itu, karena dijadikan dapur umum pejuang, tiga kali rumah ini juga pernah diserang pasukan DI/TII (Darul Islam/Tentara Nasional Indonesia (DI/TII, red),” ungkap Rasman sembari menunjukkan beberapa lubang di tembok dan kaca lemari bekas peluru.
Teteg mengatakan, Omah Perjuangan akan dijadikan wisata edukasi dan dibuka untuk masyarakat. Langkah itu juga demi melestarikan keberadaannya.