Memajukan Indonesia Butuh Kecerdasan Kolektif
jpnn.com, JAKARTA - Cendekiawan muda Yudi Latif menyatakan, Indonesia sebenarnya tidak kekurangan orang pintar. Sayangnya, Indonesia masih menghadapi banyak tantangan untuk menjadi negara maju.
Yudi menyampaikan hal itu dalam bedah bukunya yang berjudul Wawasan Pancasila di Kampus STKIP Kusuma Negara, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (30/11). Menurutnya, salah satu syarat mewujudkan negara maju adalah tumbuhnya kesadaran kolektif dalam sebuah bangsa.
”Pancasila adalah bintang penuntun kehidupan bangsa. Bintang yang akan terus terlihat bila keadaan gelap. Yang perlu dibangun oleh bangsa indonesia di tengah berbagai persoalan bangsa adalah kemampuan untuk membentuk kecerdasan kolektif,” kata Yudi dalam acara yang diselenggarakan Asosiasi Dosen Pancasila dan Kewarganegaraan (ADPK) itu.
Bedah buku itu juga menghadirkan tiga penanggap. Yakni Dr. Herinto Sidik M.Si, Dr. Sri Rahayu Pudjiastuti dan Kol (Purn) Drs. Djunaedi MM.
Cendekiawan muda Yudi Latif (nomor 2 dari kiri) dalam bedah Wawasan Pancasila di Kampus STKIP Kusuma Negara, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (30/11). Foto: ADPK for JPNN
Lebih lanjut Yudi mengatakan, termasuk di dalam kecerdasan kolektif adalah kemampuan untuk menghargai perbedaan dan kesediaan bekerja sama antar-warga negara. Mantan kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila itu lantas menyodorkan ilustrasi untuk mendukung pendapatnya.
Yudi mengatakan, Indonesia dalam Asian Games 2018 berhasil memanen medali emas. Namun, medali itu datang dari cabang olahraga individual seperti pencak silat, panjat tebing ataupun bulu tangkis.
Di sisi lain, kita sulit meraih prestasi pada cabang yang mengandalkan kerja sama tim, seperti sepak bola. Ini menunjukkan bangsa kita kurang memiliki kecerdasan kolektif untuk melangkah bersama,” tuturnya dalam diskusi yang dipandu RR Endang Sulasih MH itu.