Membaca Mesir, Melirik Cina
Sabtu, 05 Februari 2011 – 00:50 WIB
Saya merasa proses demokratisasi politik di Indonesia rada overdosis dibanding kemandegan di bidang ekonomi. Panggung politik penuh intrik dan tikai yang menyedot waktu dan energy, hatta program ekonomi dan penegakan hukum agak tersendat.
Terjadi pula “sandera menyandera” antarelit dan partai politik yang sangat mahal jika dikonversi ke rupiah. Tahun-tahun berlalu sia-sia tapi pertumbuhan ekonomi bagai jalan di tempat.
Saya pikir tiba masanya moratorium pertikaian politik. Tiba saatnya berbicara dan beraksi di bidang ekonomi. Jika tidak segera banting setir, saya gamang Indonesia terjerumus ke kancah konflik politik, yang bermula pula di Mesir. (**)