Memilukan, 19 Kerabatnya Tewas Sekaligus Usai Ledakan
’’Tak bisa terungkapkan dengan kata-kata,’’ ujar Othman Al Khani, saksi sekaligus aktivis kemanusiaan setempat. Sebagai salah satu sukarelawan yang kali pertama mengulurkan tangannya untuk menolong para korban, dia melihat langsung kengerian Selasa pagi itu.
Kepada Al Jazeera, dia mengakui bahwa menyaksikan anak-anak mengembuskan napas terakhir adalah bagian paling menyakitkan. Hani Ahmed Al Qutaini, sukarelawan Syrian Civil Defence atau White Helmets, mengatakan tidak pernah menyaksikan kepanikan yang sama sebelumnya.
Semua orang di sekitar lokasi ledakan takut dan bingung. Saat tiba di lokasi, di kanan-kiri Al Qutaini anak-anak dan orang dewasa terlihat bergelimpangan. Sebagian meninggal dunia dan sebagian lainnya sedang berjuang melawan maut.
’’Tidak semua anggota kami dilengkapi topeng gas atau masker antigas. Kami berusaha menolong sebanyak-banyaknya orang. Tapi, peralatan kami juga terbatas,’’ papar Al Qutaini.
Sembari mengevakuasi para korban yang masih bisa bernapas, dia mengatakan mendengar suara empat ledakan lagi di lokasi yang tidak terlalu jauh. Dia yakin siapa pun yang melancarkan serangan maut itu memang menarget warga sipil. (cnn/aljazeera/hep/c15/any/jpnn)