Menaker Hanif Semangati Mahasiswa agar Berani Berwirausaha
jpnn.com, PROBOLINGGO - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri mendorong mahasiswa bersikap responsif menghadapi perubahan. Caranya adalah getol mengembangkan diri menjadi wiruasahawan setelah menyelesaikan studi di kampus.
Menteri Hanif menyampaikan hal itu saat memberikan kuliah tamu bertema Peran Perguruan Tinggi dalam Menciptakan Masyakarat Berkeadaban yang Mandiri, Kreatif dan Berdaya Saing Global di aula kampus Universitas Nurul Jadid (UNJA), Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (26/8). “Agar memberikan konstribusi signifikan kepada masyarakat dan negara, mahasiswa dan para alumni hendaknya juga dibekali skill dan kompetensi untuk bisa bersaing di pasar kerja atau memulai wirausaha, “ ujarnya.
Hanif dalam paparan selama 70 menit itu menegaskan, untuk memperbanyak jumlah wirausaha di Kabupaten Probolinggo maka investasi paling utama bagi mahasiswa adalah memperkuat skill atau keterampilan dan kompetensi. “Skill dan kompetensi diperlukan agar anak muda di Probolinggo bisa melindungi dirinya dalam dunia yang penuh persaingan,“ ujarnya.
Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga mendorong mahasiswa UNJA menekuni kewirausahaan. Alasannya bidang kewirausahaan di Indonesia masih lembah.
Menteri Hanif memerinci, jumlah wirausaha di Indonesia baru mencapai 3,1 persen atau belum sampai 4 persen dari total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 263 juta. Jumlah tersebut masih kalah dibandingkan Malaysia yang sudah mencapai 5 persen, Singapura (7 persen), maupun Jepang (9 persen).
Padahal kalau negara mau makmur, katanya, jumlah pengusahanya harus banyak. Oleh karena itu Hanif juga meminta mahasiwa yang telah lulus tidak berorientasi menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Artinya ada PR (pekerjaan rumah, red) besar di republik ini, yakni bagaimana anak-anak muda ini didorong bukan sekedar punya skill untuk bekerja, tetapi yang penting bagaimana punya skill untuk menciptakan lapangan kerja sehingga anak-anak tak bergantung kepada lapangan kerja,“ tuturnya.
Menteri Hanif menambahkan, dua kunci utama untuk menjadi wirausaha adalah kreatif dan inovatif. "Kalau mau kreatif dan inovatif, harus keluar dari rutinitas agar perspektifnya berubah. Kalau terpaku rutinitas, maka sulit untuk kreatif dan berkembang, " katanya.