Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Mencekam, Nenek dan Enam Cucunya Nyaris Terpanggang

Senin, 31 Agustus 2015 – 02:07 WIB
Mencekam, Nenek dan Enam Cucunya Nyaris Terpanggang - JPNN.COM
Ilustrasi.

jpnn.com - SAMARINDA - Saat api berkobar hebat di plafon rumah, Fatimah, 65, bersama 6 cucunya masih tertidur pulas di kamar. Di saat itu pula beberapa warga berteriak memintanya keluar. Bahkan beberapa di antara mereka sempat mendobrak pintu kayu di rumah tersebut. Mendengar teriakan warga, Fatimah pun terbangun dan mendapati suhu udara di dalam rumahnya sudah sangat panas. 

Melihat kobaran api yang semakin menjadi, wanita tua ini sempat syok. Dibantu warga, Fatimah dievakuasi keluar rumah. Sementara itu beberapa cucu wanita tua ini sempat digendong keluar lantaran masih terlelap dari tidurnya. 

Kisah ini terjadi saat kebakaran melanda pemukiman padat penduduk di RT 22, Jalan Soekarno Hatta, Kilometer 2, Kelurahan Simpang Tiga, Loa Janan Ilir, Minggu (30/8) dini hari kemarin. 

Api besar yang berasal dari bagian belakang rumah Fatimah menyebar dengan cepat ke sejumlah bangunan lain yang ada di sekitarnya. Walhasil, 15 bangunan ludes menjadi arang. 

“Yang pertama kali tahu itu pengendara motor yang kebetulan melintas. Ia langsung memberi tahu warga bahwa di bagian belakang rumah Ibu Fatimah terbakar,” ujar Handriansyah (45) salah seorang saksi mata.

Di saat yang bersamaan beberapa warga lain berusaha memadam api dengan dengan peralatan sederhana. Namun usaha mereka tak membuahkan hasil. Api justru merambah ke beberapa bangunan berbahan kayu di sekitarnya.

Beberapa saat kemudian petugas pemadam kebakaran (Damkar) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda dari posko IX di Jalan Cipto Mangunkusumo, Loa Janan Ilir tiba di lokasi kejadian. Api sudah terlalu besar untuk dipadamkan. 

Dua tangki air yang mereka bawa tak cukup untuk menguasai keadaan. Di tengah usahanya menjinakkan si jago merah, para petugas Damkar ini kehabisan air. “Warga sempat marah, karena air sudah habis tapi api masih besar,” tambahnya. 

SAMARINDA - Saat api berkobar hebat di plafon rumah, Fatimah, 65, bersama 6 cucunya masih tertidur pulas di kamar. Di saat itu pula beberapa warga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close