Mencengangkan, Ada 11 Orang sudah Ikut Uji Coba Vaksin Nusantara, Ini Hasilnya
jpnn.com, SURABAYA - Pakar Biologi Molekuler yang juga pendiri Profesor Nidom Foundation (PNF) Chairul Anwar Nidom mengeklaim bahwa Vaksin Nusantara yang diinisiasi mantan Menkes, Dokter Terawan Agus Putranto, lebih efektif membentuk antibodi dibandingkan dengan vaksin yang banyak beredar sekarang.
Klaim tersebut dia sampaikan berdasar hasil penelitian yang dilakukan PNF terhadap 11 sukarelawan di Surabaya yang telah disuntik Vaksin Nusantara.
Hasilnya setelah dibiarkan beraktivitas biasa, para relawan tetap dalam kondisi sehat dan berdasar hasil Real Time Polymerase Chain Reaction (RT PCR) dinyatakan negatif.
“Data minggu pertama menunjukkan hasil yang lebih baik dari vaksin konvensional. Kalau divaksin konvensional dalam 15 hari masih belum muncul antibodinya sehingga dibutuhkan dua kali penyuntikan. Berbeda dengan Vaksin Nusantara dalam 15 hari sudah muncul antibodi dan punya daya protektif terhadap virus alam,” kata Nidom seperti dikutip dari Ngopibareng.id.
Oleh karena itu, kata Nidom, tak salah jika orang yang mendapat vaksin konvensional masih bisa terpapar virus, akibat antibodi baru muncul setelah 2x penyuntikan.
Tak hanya itu, kata Nidom, sejak dilakukan penyuntikan sampai saat ini tidak ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti demam, gatal-gatal, bengkak, ngantuk, sampai pingsan seperti vaksin konvensional.
“Jadi yang dulu dikatakan Ketua BPOM (Balai Pengawas Obat dan Makanan) 75 persen yang menderita itu sih kayaknya enggak,” imbuhnya.
Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga itu melanjutkan tak hanya kepada relawan yang belum terkena Covid-19 bahkan penyintas pun bisa menggunakan vaksin yang justru membuat antibodinya lebih besar.