Mendadak Radio di Mobil Dinas Presiden Hidup Sendiri, Jendela Tak Bisa Dibuka
Suku cadangnya juga sudah sulit didapatkan. Pihak pabrikan sudah berkali-kali memberitahu dan memberi nasihat, kalau terjadi sesuatu pada mobil ini, sulit diperbaiki. “Umur elektronik dan suku cadangnya sudah tidak bisa dipertanggungjawabkan,” beber Heru.
Padahal, mobil tersebut sangat diperlukan Presiden. Apalagi aktivitas Presiden yang padat. Minimal, bolak-balik Istana Negara-Istana Bogor. “Lihat saja dari kilometernya,” ucap Heru.
Saat ini, jumlah kendaraan kepresidenan ada delapan unit. Tetapi, ini dibagi dua dengan Wapres Jusuf Kalla. Jumlah itu tidak cukup. Heru mengingatkan, Indonesia adalah wilayah yang sangat luas dengan 260 juta penduduk. Berbeda dengan Eropa yang kecil. “(Di Eropa) dua atau tiga mobil cukup itu,” selorohnya.
Heru menerangkan, jika presiden hendak ke luar Jakarta, pada H-3 atau H-4, dirinya dan Paspampres sudah lebih dulu berada di daerah tujuan dengan mobil dinas. Tak hanya satu, tetapi dua. Sementara di Jakarta, tetap harus ada mobil dinas. Jumlahnya juga harus dua. Satu yang digunakan presiden dan satu cadangan.
“Itu protap. Namun, ini enggak. Kami selaku penanggung jawab dan Paspampres kan kalau bekerja di luar standar ya gimana,” keluhnya.
Belum lagi mobil untuk tamu negara. Saat ini hanya ada satu mobil untuk itu.
Apakah berarti pengadaan mobil dinas presiden nanti lebih dari delapan? Heru meminta wartawan menanyakannya ke Setneg. Yang pasti, pengadaan akan dilakukan secara bertahap, dengan memerhatikan anggaran yang dimiliki negara.
“Besok kan beli mungkin dua (mobil), tahun depan tambah dua,” jelasnya.