Mendagri Akhirnya Lantik Gubernur Malut
Selasa, 30 September 2008 – 08:54 WIB
Tujuannya kata Mendagri, friksi yang terjadi di masyarakat yang mengganggu kehidupan jalannya pembangunan dan kehidupan social kemasyarakatan segera dieleminir. “Harmonisasi itu diantaranya dengan tokoh politik dan masyarakat untuk saling menghormati dan saling menghargai untuk membangun kembali hubungan silaturahmi dan hubungan saling percaya, melupakan masa lalu,” katanya.
Mereka juga diingatkan agar dapat menyelesaikan menumpuknya berbagai masalah kemasyarakatan dari pendidikan hingga sosial kemasyarakatan di daerah ini. “Gubernur sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah juga wakil pemerintah pusat di daerah, harus mengkoordinasikan berbagai tugas dan pelaksanaan pembangunan dengan pemerintah kabupaten/kota,” himbaunya.
Yang paling penting juga menurutnya dalam hal pengelolaan keuangan daerah, selalu harus mengedepankan transparan dan akuntabilitas, mengutamakan pembangunan, mengentaskan kemiskinan serta social ekonomi. Terakhir Mendagri meminta kedua pempimpin pemilihan langsung pertama itu bekerjsama dengan daerah lain di Malut, termasuk menjalin kerjsama Muspida dan DPRD demi pembangunan kedepan.
Hanya 14 Anggota Dewan Hadir
Pelantikan dan Pengambilan Sumpah pasangan gubernur dan wakil gubernur Thaib Armaiyn dan KH Abdul Gani Kasuba berlangsung lancar. Meski begitu, terlihat agak berbeda dari biasanya. Ini karena 35 kursi di DPRD 22 diantaranya terlihat kosong. Hanya 14 orang yang menghadiri siding istimewa tersebut. Mereka ini terutama wakil rakyat partai-partai pendukung pasangan ini.
Dua wakil pimpinan DPRD, masing-masing Saiful Bahri Ruray dan Abdurahim Fabanyo yang juga pasagan wakil gubernur dari Abdul Gafur tidak hadir dalam paripurna itu. Otomatis hanya Ketua DPRD Ali Syamsi memimpin parpurna itu.