Mendes Halim Ungkap Alasan Pentingnya Membangun Desa Ramah Perempuan
Masalah lainnya terkait angka melahirkan di kalangan perempuan muda antara usia 15-19 tahun. Kasus di desa masih jauh lebih tinggi dibandingkan kota.
Dengan demikian, remaja desa untuk lebih sehat dan lebih berkembang masih rendah daripada remaja kota.
Begitu juga di dunia kerja, distribusi jabatan manajer pada perempuan hanya berada di angka 30,63 persen sedangkan laki-laki di posisi 69,37 persen.
Begitu juga persentase kursi parlemen untuk perempuan juga masih jauh meskipun undang-undang telah memberi ruang hingga 30 persen.
"Artinya, posisi perempuan dalam ruang publik dan penentu arah pembangunan masyarakat masih rendah. Belum ada kesetaraan gender dalam ruang publik," imbuhnya.
Padahal, lanjut Gus Menteri, kesempatan sekolah SMA dan sederajat cenderung lebih tinggi didapat oleh perempuan. Kesempatan perempuan berada pada angka 68,06 sedangkan laki-laki 82,03. Seharusnya perempuan lebih siap memasuki dunia kerja.
Mengacu data tersebut, Gus Menteri berinisiatif memberikan perhatian khusus kepada perempuan dengan program Desa Ramah Perempuan.
Kebijakan ini tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan, yang akan menjadi role model pembangunan desa.